Menteri Edhy Komitmen Jaga Lingkungan, Tak Ada Lagi Pembabatan Hutan Mangrove

JAKARTA (15/7)- Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menegaskan komitmennya menjaga kelestarian alam, meski kementeriannya sedang gencar mengembangkan sektor perikanan budidaya, khususnya komoditas udang. Komitmen ini dibuktikan dengan tidak ada lagi penebangan hutan mangrove untuk dialihfungsikan menjadi kawasan tambak budidaya.

 

"Pasti akan ada isu lingkungan karena kami sedang gencar mengembangkan budidaya. Tapi saya jamin, ke depan tidak ada lagi pembabatan hutan mangrove. Justru kami akan menanami mangrove," ujar Menteri Edhy dalam acara Chief Editor Meeting bersama pemimpin redaksi sejumlah media di Jakarta, Selasa (14/7/2020).

 

Keyakinan tidak ada lagi pembabatan hutan mangrove karena saat ini sudah ada inovasi cara budidaya, dimana penerapannya tidak membutuhkan lahan yang begitu luas namun hasil panennya melimpah. Inovasi ini dikenal dengan sistem intensifikasi yang saat ini sedang digalakkan KKP.

 

Tambak udang vaname dengan sistem intensifikasi sudah banyak di Indonesia. Gambaran hasil produksinya, satu hektare tambak udang vaname bisa menghasilkan hingga 10 hingga 15 ton setiap kali panen.

 

Menurut Edhy, sistem intensifikasi lebih produktif dibanding tambak yang pengerjaannya secara tradisional. "Kalau dulu itu 10 hektare lahan dapatnya hanya 1 ton. Tapi sekarang 1 hektare lahan bisa menghasilkan 10 sampai 15 ton udang. Dan ini sudah terbukti di banyak tempat di Indonesia," urainya.

 

Bukan tanpa alasan Menteri Edhy mengembangkan sektor perikanan budidaya, khususnya komoditas udang. Selain amanat Presiden Joko Widodo, sektor ini belum tergarap maksimal. Dari luasan potensi budidaya yang jumlahnya mencapai jutaan hektare, baru 10 persen yang tergarap.

 

Di samping itu, daya serap udang sangat tinggi baik di dalam maupun luar negeri. Untuk pasar internasional, kebutuhannya masih tinggi dan menjanjikan. Sebagaimana diketahui produksi udang nasional baru sekitar 800 ribu hingga 1 juta ton per tahun.

 

"Jadi ini potensi pasarnya sangat besar," terang Menteri Edhy.

 

Lebih lanjut Menteri Edhy menerangkan, selain menggunakan sistem intensifikasi pihaknya akan menerapkan konsep silvofishery. Melalui konsep ini, area-area bekas tambak akan kembali ditanami mangrove sembari dimanfaatkan untuk budidaya biota laut lainnya, seperti ikan kerapu, udang windu, dan kakap putih.

 

 

Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri

Popular posts from this blog

Izin Jadi Cepat, Nelayan: Terima Kasih Pak Edhy...

Menjaga Hutan Mangrove adalah menjaga lingkungan hidup komitmen Menteri Edhy Prabowo